Kamis, 11 Juli 2013

RANGINANG,RANGINING DAN DAPROS

Orang sunda mungkin sudah tak aneh dengan makanan ringan bernama Ranginang, Rangining & Dapros. Makanan sejenis kerupuk yang biasanya disajikan saat lebaran atau acara kumpul keluarga besar ini berbunyi kriukk..kriukk.. saat masuk ke mulut.

Nilai jadul yang ada dalam Ranginang, Rangining & Dapros membuat Handi (24), berani menjual makanan dirumahnya di daerah Kp. Sadang kidul Desa Karangsari Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut.


Ranginang, Rangining & Dapros yang dijual di Warungnya ini menurut Handi adalah Ranginang, Rangining & Dapros buatan Keponakan. Resepnya pun berbeda dari ranginang lainnya. Saat dimakan, ada rasa gurih & Renyah terasa dari setiap gigitannya. "Kita pakai bumbu rahasia Hehehehe :) "

Harga satu plastik Ranginang, Rangining & Dapros dibanderol 
Rp 30 Ribu/kg

KUE BURAYOT

Salah satu makanan khas asli Garut selain dodol yaitu kue Burayot. Kue Burayot terbuat dari gula merah dan tepung beras pilihan. Bahan dan rasanya sama dengan makanan khas daerah lainnya yaitu "Ali Agrem".

Tapi karena dibuat bundar keriput atau "ngaburayot" (kata orang Sunda) maka dinamakanlah burayot. Makanan ini banyak diproduksi oleh masyarakat Garut terutama di Kecamatan Leles, karena bahannya mudah didapat dan rasannya legit.

Hingga kini Burayot masih menjadi camilan keluarga dengan pembuatan yang sederhana. Caranya adalah dengan merebus gula aren sehingga cair. Gula yang digunakan pun harus gula aren, jika menggunakan gula merah biasa maka akan merubah rasa dan warna, mungkin jadi kurang nikmat dan lezat.

Setelah gula aren mencair lalu di tuang ke dalam adonan tepung beras dan santan. Tepung berasnya pun harus yang asli tepung beras serta tepung yang masih baru digiling atau ditumbuk. Jika tepungnya bukan beras atau tepung yang tidak fresh, maka akan merubah rasa dan kelezatannya.

Setelah semuanya tercampur maka adonan itu diaduk dan dibuat bentuk bulat pipih tidak terlalu besar mirip martabak telor. tapi juga tidak terlalu tipis karena akan mengembang.

Adonan tersebut lalu digoreng dengan minyak yang cukup banyak satu persatu dengan cara disiram sambil ditusuk dengan bilah bambu yang lancip, maka tepungnya akan menggelantung/menggelayut ke bawah atau dalam bahasa Sundanya ngaburayot. Mungkin inilah sebabnya  kue ini dinamakan Burayot.

Sayangnya Burayot ini tidak diproduksi secara massal hanya dibuat sebagai kue rumahan untuk hidangan Lebaran. Jadi terkesan kue ini adalah kue rumahan saja. 

Nah maka dari itu saya ingin mempromosikan Burayot  di blog saya, agar Burayot ini bisa menjadi lebih terkenal.

Dalam Tahap Belajar

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat blog ini.

Saat ini masih dalam tahap pengembangan, jadi kami minta maaf karena informasi tentang isi blog masih belum kami publikasikan.


Terima Kasih atas kunjungan anda,